Text
Etika Dasar
Adapun buku ini secara jelas dan terperinci berbicara tentang masalah-masalah pokok filsafat moral yang sudah sering terjadi dewasa ini, seperti apa kebebasan dan apa kaitannya dengan tanggung jawab? Apakah suara hati itu, dan dapatkah suara hati itu dipertanggung jawabkan? Keputusan moral yang bagaimanakah yang memadai? Buku ini bukan sekedar buku kuliah, tetapi mempunyai tujuan yaitu, dapat memberi manfaat lebih banyak, yakni membentuk pribadi seorang individu yang mampu mengambil sikap pada setiap situasi.
Jika kita ambil salah satu pokok pembahasan dalam buku tersebut, yaitu tentang etika, tentulah kita akan mengetahui tentang batasan tanggung jawab kita dalam menjalani hidup ini. Sebagai makhluk sosial yang memilki kebebasan sosial dan hidup bersama dalam dunia sosial yang terbatas, sudah jelas bahwa kita sebagai manusia harus menerima bahwa masyarakat membatasi kewenangan kita. Jadi kebebasan sosial kita terbatas dengan sendirinya. Namun perlu diketahui juga bahwa masyarakat tidak boleh mengadakan pembatasan yang sewenang-wenang terhadap kita dengan motif sebagai usaha untuk menjamin kebebasan dan hak serta kepentingan seluruh warga masyarakat dan harus normatif atau sesuai dengan peraturan yang berlaku. Suatu pembatasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan , tidak dapat dibenarkan. Sebagai contoh, kita dikatakan sebagai mahasiswa karena orang-orang di sekitar kita tahu, bahwa kita sedang melanjutkan jenjang pendidikan kita dalam dunia perkuliahan. Jika orang disekitar kita tidak mengetahui jika kita sedang melanjutkan jenjang pendidikan dalam dunia perkuliahan, tentulah kita tidak bisa dikatakan sebagai mahasiswa.
Kemudian, masih berhubungan dengan etika ada istilah kebebsan eksistensial. Kebebasan eksistensial berarti bahwa bagaimanapun kita harus mengambil sikap , dan kitalah yang bertanggung jawab atas sikap dan tindakan kita dan bukan masyarakat. Semakin berkembang kebebasan eksistensial manusia , semakin kuat pula pribadinya untuk bersedia bertanggung jawab. Sebaliknya, semakin orang menolak untuk bertanggung jawab, semakin sempit dan lemah pula kepribadiannya, jadi semakin berkurang juga kebebasannya untuk menentukan dirinya sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang ragu-ragu adalah orang yang tidak tanggung jawab dengan apa yang akan diputuskannya dan tidak memutuskan dengan sesuatu yang ia yakini.
Kita sebagai manusia pastilah membutuhkan dengan yang namanya etika, moral, tanggungjawab, kebebasan, suara hati dan peraturan dalam menjalani hidup ini. Kita bisa memilih untuk bertindak dan memutuskan apakah yang kita lakukan bisa dipertanggung jawabkan atau tidak? Apakah yang kita lakukan sudah baik atau belum? tentulah kita membutuhkan hal-hal di atas. Sebagai contoh, ketika kita akan mengambil sebuah keputusan, kita harus mengikuti suara hati kita, tetapi disertai dengan mencari sumber penguat yang lain atau argumentasi lain.
Dalam mengambil keputusan, kita juga dituntut untuk bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah kita putuskan tersebut apakah sudah bisa dikatakan baik atau belum. Baik atau buruknya hal yang kita lakukan tidak selalu bisa diputuskan dengan norma pada sebuah lingkup tertentu. Sebagai contoh, norma di sebuah masyarakat dengan masyarakat yang lain pastilah berbeda, akan tetapi mereka memiliki dasar tersendiri untuk menentukan norma masing-masing. Maka dari itu, kita harus bisa fleksibel dalam memutuskan sebuah tindakan. Kita harus memperhatikan yang namanya wahyu, peraturan yang telah ditentukan, situasi, dan kondisi kita sendiri beserta lingkungan sekitar kita. Agar apa yang kita putuskan bisa dipertanggung jawabkan baik itu secara vertikal maupun horizontal.
B0100400 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain